Headline News

Kebutuhan Kasir di UPK Kecamatan Trowulan Segera terwujud, hal ini ditandai telah diadakan test untuk calon kasir yang langsung dilakukan oleh Faskab Mojokerto.

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit
Daerah Trowulan, dikenal sebagai pusat Kerajaan Majapahit, yang kini banyak dijumpai sisa-sisa peninggalan sejarah kerajaan tersebut.

PNPM Mandiri di Mojokerto Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Perdesaan





















Secara administratif Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terdiri dari 18 kecamatan, 299 desa, dan 5 kelurahan dengan luas wilayah 692,15 kilometer persegi. Sementara jumlah penduduk pada 2007 tercatat 942.217 ribu jiwa, dengan kepadatan 1,368 jiwa per kilometer persegi. Sebagai dampak dari pelaksanaan pembangunan baik yang berasal dari pusat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan daerah sendiri, perkembangan perekonomian Mojokerto mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendapatan per kapita masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,93 persen.
Salah satu program yang memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Mojokerto adalah PNPM Mandiri. Program pro rakyat ini membantu mempercepat pembangunan berbagai sarana dan prasarana di desa-desa.
Berbagai sarana dan prasarana yang sudah dibangun di Mojokerto adalah jalan raya,, jembatan, fasilitas air bersih, tempat mandi cuci kakus (MCK), gedung sekolah, gedung kesehatan, irigasi, dan prasarana lainnya. Sejak tahun 1998, di mana saat itu PNPM masih bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK), sudah dibangun sedikitnya 663.124 kilometer jalan, 21 buah jembatan, 14 unit fasilitas air bersih, 63 gedung sekolah, 9 gedung kesehatan, 52 jaringan irigasi serta 19 prasarana lainnya.
Secara umum ada empat PNPM yang dilaksanakan di Mojokerto yakni PNPM–P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan), Paket P2KP, PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP). Total anggaran tahun 2008 untuk keempat program tersebut mencapai Rp25,5 miliar. Untuk PNPM-P2KP besarnya mencapai Rp6,1 miliar (Rp3,5 miliar untuk alokasi lama periode 2007-2008 dan Rp2,6 miliar untuk alokasi baru tahun 2008), Paket P2KP sebesar Rp6,65 miliar, PNPM Perdesaan sebesar Rp12,75 miliar dan PNPM PPIP sebesar Rp2 miliar.
PNPM-P2KP dilaksanakan di 18 desa untuk periode 2007-2008 dan 12 desa periode 2008. Desa-desa yang menjadi sasaran di antaranya Desa Sooko, Ngoro, Peterongan dam Ngoro. Untuk program Paket P2KP dilaksanakan oleh empat instansi, yakni Dinas Pendidikan untuk pembangunan sekolah, Dinas Pengairan untuk perbaikan jaringan irigasi, Dinas Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan untuk pembangunan jalan desa, dan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) untuk pembangunan infrastruktur ekonomi rakyat.
Sedangkan PNPM Perdesaan dilakukan di 125 desa yang tersebar di 7 kecamatan, yakni Kecamatan Gondang, Pacet, Trowulan, Kutorejo, Kemlagi, Dawarblandon dan Dlanggu. Untuk PNPM PPIP dilaksanakan di 8 desa yang tersebar di 3 kecamatan.
Mengatasi Banjir
Salah satu program yang berhasil mengatasi banjir di daerah Jabon, Kecamatan Mojoanyar, adalah PNPM PPIP. PPIP di Mojokerto dititikberatkan pada desa tertinggal yang memiliki tingkat pelayanan infrastruktur rendah. Pembangunan yang dilakukan di antaranya jalan desa, jembatan, gorong-gorong, pembuatan tanggul dan saluran air.
Untuk tahun 2008, PPIP dilaksanakan di 8 desa yaitu Desa Jabon, Kwatu, Ngarjo, Kedunggempol, Awang-awang, Mojorejo, Tempuran dan Banjartanggul. Setiap desa mendapat alokasi dana PPIP sebesar Rp250 juta, sehingga total dana yang diberikan berjumlah Rp2 miliar. Jumlah ini belum termasuk biaya operasional sebesar Rp150 juta yang diberikan Pemkab Mojokerto.
Berbagai prasarana yang dibangun disambut positif warga sekitar. Mereka secara swadaya memberikan bantuan baik materi maupun tenaga. “Masyarakat sangat membantu, sehingga pembangunan bisa dilakukan secara maksimal. Terlebih dampak dari pembangunan mampu mengatasi banjir yang selama ini terjadi,” tutur Bambang, perangkat Desa Jabon, Kecamatan Mojoanyar.
Pernyataan Bambang diakui Muhammad Yahya dan Siti Rukoyah. “Dengan adanya pembangunan saluran air, banjir di sini jadi berkurang. Kalau banjir bisa sampai setengah meter dan surutnya rata-rata 4-5 jam. Kalau sekarang lebih cepat surut sekitar 1-2 jam,” ucap Yahya.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah,” timpal Rukoyah.
Selain itu, kesuksesan PNPM di Mojokerto juga tercermin dari total aset dana bergulir Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sampai dengan Oktober 2008 berjumlah Rp10,227 miliar dengan 266 kelompok UEP dan 449 kelompok SPP. Dari dana awal sebesar Rp4,687 miliar selama perguliran terjadi kenaikan Rp5,540 miliar. Tingkat pengembalian hingga Oktober untuk SPP sebesar Rp13,166 miliar atau 99,57 persen. Sedangkan tingkat pengembalian UEP sebesar Rp34,208 miliar atau 99,43 persen. “Perkembangan dana bergulir di Mojokerto terbilang bagus,” jelas Huda Mustafa, fasilitator PNPM Mojokerto. (Haswan Boris Muda Harahap & Firmansyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar